Minggu, 20 Februari 2011

BUDIDAYA TANAMAN CABE


PENDAHULUAN BUDIDAYA
CABE
Cabe merupakan tanaman perdu
dari famili terong-terongan
yang memiliki nama ilmiah
Capsicum sp. Cabe berasal dari
benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-
negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Tanaman cabe
banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk
buahnya. Diperkirakan terdapat
20 spesies yang sebagian besar
hidup di Negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya
hanya mengenal beberapa jenis
saja, yakni Cabe besar, cabe
keriting, cabe rawit dan paprika.
Secara umum cabe memiliki
banyak kandungan gizi dan
vitamin. Diantaranya Kalori,
Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan
Vitamin C. Selain digunakan
untuk keperluan rumah tangga,
cabe juga dapat digunakan
untuk keperluan industri
diantaranya, Industri bumbu
masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu.
PELUANG BISNIS CABE
Dengan semakin meningkatnya
kebutuhan cabe baik untuk
rumah tangga maupun industri
dan sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan
pengembangan industri olahan,
maka, peluang pengembangan
usaha agribisnis cabe sangat
terbuka luas. Usaha peningkatan
produksi cabe yang sekaligus
meningkatkan pendapatan
petani, dapat dilakukan sejak
budidaya sampai penanganan
pasca panen yang baik dan
benar. Salah satu langkah
terpenting dalam perbaikan
teknik budidaya adalah
pemilihan varietas cabai hibrida
yang akan dibudidayakan.
RAGAM CABE & VARIETAS
Saat ini telah banyak benih cabe
hibrida yang beredar di pasaran
dengan nama varietas yang
beraneka ragam dengan
berbagai keunggulan yang
dimiliki. PT. TANINDO SUBUR
PRIMA sebagai salah satu
perusahaan Agribisnis, telah
merilis beberapa varietas cabe
hibrida besar dan keriting. Cabe
hibrida besar yang dirilis PT.
TANINDO SUBUR PRIMA adalah
Jet set, Arimbi, Buana 07,
Somrak, Elegance 081, Horison
2089, Imperial 308 dan Emerald
2078. Dan untuk cabe hibrida
keriting diantaranya, Papirus,
CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash
03, Princess 06 dan Helix 036.
Dan untuk cabe rawit hibrida
adalah Discovery.
SYARAT TUMBUH TANAMAN
CABE
Pada umumnya cabe dapat
ditanam pada dataran rendah
sampai ketinggian 2000 meter
dpl. Cabe dapat beradaptasi
dengan baik pada temperatur 24
– 27 derajat Celsius dengan
kelembaban yang tidak terlalu
tinggi. Tanaman cabe dapat
ditanam pada tanah sawah
maupun tegalan yang gembur,
subur, tidak terlalu liat dan
cukup air. Permukaan tanah
yang paling ideal adalah datar
dengan sudut kemiringan lahan
0 sampai 10 derajat serta
membutuhkan sinar matahari
penuh dan tidak ternaungi. pH
tanah yang optimal antara 5,5
sampai 7.
Tanaman cabe menghendaki
pengairan yang cukup. Tetapi
apabila jumlahnya berlebihan
dapat menyebabkan
kelembaban yang tinggi dan
merangsang tumbuhnya
penyakit jamur dan bakteri. Jika
kekurangan air tanaman cabe
dapat kurus, kerdil, layu dan
mati. Pengairan dapat
menggunakan irigasi, air tanah
dan air hujan.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
CABE
Dalam pembudidayaan cabe,
perlu ketrampilan dan
pengalaman lapangan yang
memadai. Pemilihan varietas
sangat penting untuk
menyesuaikan dengan kondisi
lahan dan kebutuhan pasar.
Tahap awal budidaya cabe
adalah membuat persemaian
guna menyiapkan bibit tanaman
yang sehat, kuat dan seragam
sebagai bahan tanam di
lapangan. Media semai yang
dipergunakan hendaknya
mempunyai struktur yang
remah, tidak menahan air dan
cukup nutrisi. Bahan yang dapat
digunakan adalah campuran
kompos, tanah, dan pasir
dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Untuk menambahkan nutrisi
berikan pupuk NPK grand S-15
sebanyak 80 gram yang telah
dihaluskan untuk tiap 3 ember
campuran bahan tersebut.
Setelah bahan tercampur,
masukkan bahan pada kantung
plastik dengan ukuran 8 x 9 cm
sampai 90 % penuh, dan buat
lubang pembuangan air pada
plastik bagian bawah yang telah
terisi media. Atur media pada
bedeng semai yang telah
disiapkan. Bedeng semai dibuat
dengan tinggi 20 – 50 cm
dengan lebar 80 – 100 cm dan
panjang menyesuaikan kondisi.
Arah bedengan diatur membujur
utara selatan dengan
memberikan atap penutup dari
plastic dengan tiang penyangga
bagian timur 100 cm dan bagian
barat 80 cm atau atap dapat
dibuat dengan model ½
lingkaran . Hal ini dimaksudkan
agar bibit yang tumbuh cukup
mendapatkan sinar matahari
sehingga tidak mengalami
etiolasi.
Langkah selanjutnya adalah
pemeraman benih yang
bertujuan untuk
mengecambahkan benih. Media
pemeraman yang digunakan
adalah kain handuk atau 3 – 5
lapis kertas merang yang
disemprot dengan larutan
fungisida Victory dengan
kosentrasi 3 gram / liter. Benih
ditaburkan secara merata pada
media dan diusahakan tidak
menumpuk. Benih yang
digunakan sebaiknya benih cabe
hibrida yang telah diberi
perlakuan pestisida.
Media digulung atau dilipat dan
disimpan dalam suhu kamar.
Untuk menjaga kelembaban
media peram, semprotkan air
dengan handspray setiap pagi
dan sore. Setelah 4 sampai 7
hari, benih akan mengeluarkan
radikula atau calon akar. Dengan
bantuan penjepit, benih yang
telah mengeluarkan calon akar di
tanam pada media semai yang
disiram terlebih dahulu
Setiap pagi dan sore persemaian
perlu disiram. Untuk mencegah
gangguan cendawan, semprot
persemaian dengan fungisida
Starmyl 25WP dan Victory 80WP
secara bergantian dengan
konsentrasi 0,5 gram / liter.
Untuk mencegah gangguan
hama persemaian, semprot
dengan insektisida winder
100ec dengan konsentrasi 0,5
cc / liter. Persemaian juga dapat
dilakukan dengan meletakkan
benih secara langsung pada
media semai tanpa diperam
terlebih dahulu.
PENGOLAH TANAH
Lahan yang akan dipakai tempat
penanaman harus dibersihkan
dari segala macam gulma dan
akar bekas tanaman lama, agar
pertumbuhan akar tidak
terganggu dan untuk
menghilangkan tumbuhan yang
menjadi inang hama dan
penyakit. Apabila lahan banyak
ditumbuhi gulma,
pembersihannya lebih baik
menggunakan Herbisida Sistemik
seperti Rambo 480AS dengan
dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.
Selanjutnya lahan dibajak dan
digaru dengan hewan ternak
maupun dengan bajak traktor.
Pembajakan dan penggaruan
bertujuan untuk
menggemburkan, memperbaiki
aerasi tanah dan untuk
menghilangkan OPT yang
bersembunyi di tanah.
Buat bedengan dengan ukuran
lebar 100 – 110 cm dengan
ketinggian bedengan 50 – 60 cm
dan lebar parit 50 – 60 cm .
Panjang bedengan disesuaikan
dengan kondisi lahan.
Pengukuran pH tanah juga perlu
dilakuan dengan alat pH meter
atau dengan kertas lakmus.
Untuk menaikkan pH tanah
lakukan pengapuran lahan
menggunakan dolomint atau
kapur gamping dengan dosis 2 –
4 ton/Ha atau 200 – 400 gram /
meter persegi tergantung pH
tanah yang akan dinaikkan.
Pengapuran diberikan pada saat
pembajakan atau pada saat
pembuatan bedengan
bersamaan dengan sebar
kompos atau pupuk kandang.
Pupuk kandang yang diperlukan
adalah 10 sampai 20 ton / Ha
atau ½ sampai 1 zak untuk 10
meter panjang bedengan.
Pupuk dasar yang diberikan
adalah pupuk NPK grand S-15, 2
kg untuk 10 meter panjang
bedengan atau 2 ton / hektar.
Tahap berikutnya adalah
pemasangan mulsa plastic hitam
perak yang berguna untuk
menekan perkembangbiakan
hama dan penyakit,
pertumbuhan gulma,
mengurangi penguapan,
mencegah erosi tanah,
mempertahankan struktur, suhu
dan kelembaban tanah serta
dapat mencegah terjadinya
pencucian pupuk. Pemasangan
mulsa dilakukan dengan cara
membentang dan menarik
antara dua sisi dengan
permukaan perak di bagaian
atas. Setiap ujung dan sisi mulsa
dikancing dengan pasak.. Agar
pemasangan mulsa lebih optimal
dan dapat menutup permukaan
bedengan dengan baik
sebaiknya dilakukan pada siang
hari atau saat cuaca panas.
TEKNIK PENANAMAN CABE
Jarak tanam yang digunakan
adalah 50 – 60 cm jarak antar
lubang dan 60 – 70 cm untuk
jarak antar barisan dengan pola
penanaman model segitiga atau
zig-zag.
Pembuatan lubang tanam
sedalam 8 sampai 10 cm
dilakukan bersamaan dengan
pembuatan lubang pada mulsa
yang berpedoman pada pola
yang dipakai dan sesuai jarak
tanam yang dianjurkan .
Pembuatan lubang pada mulsa
dapat juga menggunakan
system pemanasan dengan
menggunakan kaleng dengan
diameter kurang lebih 8 – 10 cm.
Lubang tanam dibuat dengan
cara menugal tanah sedalam 8 –
10 cm. Bibit cabe dipersemaian
yang telah berumur 15 – 17 hari
atau telah memiliki 3 atau 4
daun, siap dipindah tanam pada
lahan. Semprot bibit dengan
fungisida dan insektisida 1 – 3
hari sebelum dipindahtanamkan
untuk mencegah serangan
penyakit jamur dan hama sesaat
setelah pindah tanam Seleksi dan
pengelompokan bibit
berdasarkan ukuran besar kecil
dan kesehatanya. Penanaman
sebaiknya dilakukan pada sore
hari atau pada saat cuaca tidak
terlalu panas, dengan cara
merobek kantong semai dan
diusahakan media tidak pecah
dan langsung dimasukkan pada
lubang tanam. Kemudian lakukan
pemasangan lanjaran atau ajir,
dipasang di samping lubang
tanam.
PEMELIHARAAN TANAMAN
CABE
Setelah tanaman berumur 7 – 14
hst , tanaman yang tidak dapat
tumbuh dengan normal atau
mati perlu dilakukan
penyulaman dengan bibit yang
masih ada di persemaian. Jika
pada lubang tanam tumbuh
gulma, maka perlu dilakukan
penyiangan dengan cara
mencabut . Pengendalian gulma
perlu dilakukan pada gulma yang
tumbuh di parit dengan
menggunakan cangkul atau
dengan herbisida Rambo 480AS.
Pada saat aplikasi nozelnya perlu
diberi sungkup agar semprotan
herbisida tidak mengenai
tanaman cabe. Pewiwilan perlu
dilakukan pada tunas yang
tumbuh pada ketiak yang
berada dibawah cabang utama
dan bunga pertama yang
muncul pada cabang utama.
Pewiwilan ini dilakukan agar
pertumbuhan vegetatif
tanaman dapat optimal.
Pengikatan dilakukan saat
tanaman umur 10 – 15 hst
dengan mengikatkan batang
yang berada dibawah cabang
utama dengan tali plastic pada
lanjaran atau ajir. Pada saat
tanaman berumur 30 – 40 hst,
ikat tanaman diatas cabang
utama dan ikat juga pada saat
pembesaran buah yaitu pada
umur 50 -60 hst.
PEMUPUKAN SUSULAN
Untuk memacu pertumbuhan
tanaman, dianjurkan untuk
melakukan pengocoran mulai
umur 7 sampai 60 hst dengan
NPK Grand S-15 konsentrasi 7
gram per liter sebanyak 250 cc
pertanaman dengan interval 7
hari . Setiap pengulangan
pengocoran konsentrasi pupuk
dinaikkan 2 gram per liter. Pada
saat tanaman berumur 30 hst,
pemupukan susulan pertama
dilakukan dengan memberikan
campuran pupuk NPK Grand S-15
150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha.
Pemupukan dilakukan dengan
cara melubangai mulsa dan
menugal pada sisi tanaman
dengan jarak 15 cm.
Selain tanaman dikocor,
dianjurkan juga disemprot
dengan pupuk daun Mamigro
Super N atau NPK spesial atau
dengan Gardena D dengan
konsentrasi 2 – 5 gram / liter air
mulai umur 7 sampai 30 hst
dengan interval pemberian 7 –
15 hari.
Pupuk susulan kedua dilakukan
saat tanaman berumur 40 hst
dengan memberikan pupuk NPK
Grand S-15 300 kg / Ha. Pada
saat tanaman berumur 50 hst,
pupuk susulan ke tiga dilakukan
dengan memberikan pupuk NPK
Grand S-15 dengan dosis 350
kg/Ha. Untuk memacu
pertumbuhan bunga dan buah,
dianjurkan untuk dilakukan
penyemprotan dengan pupuk
daun Mamigro Super P atau NPK
Spesial, Gardena B atau dengan
Pupuk Mikro Fitomic .
Konsentrasi untuk Fitomic
adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan
interval pemberian 10 – 15 hari.
Pemupukan susulan ke empat
dilakukan saat tanaman berumur
60 hst. Pupuk yang diberikan
adalah pupuk NPK Grand S-15
dengan dosis 200 Kg/Ha.
PENGAIRAN
Pengairan dilakukan setiap 7 –
10 hari atau tergantung kondisi
lahan dengan cara menggenangi
atau leb. Pada waktu pelepasan
air dari petak penanaman harus
dilakukan dengan pelan agar
tidak terjadi pencucian pupuk
dari bedeng tanaman.
HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN CABE
Hama yang sering menyerang
tanaman cabe adalah : · Ulat
tanah atau Agrotis Ipsilon ·
Thrips · Ulat grayak atau
Spodoptera litura · Lalat buah
atau Dacus verugenius · Aphids
hijau /kutu daun · Tungau / mite
· Nematode puru akar. Ulat
Tanah dengan nama latin
Agrotis ipsilon, biasa menyerang
tanaman cabe yang baru pindah
tanam, yaitu dengan cara
memotong batang utama
tanaman hingga roboh bahkan
bisa sampai putus. Untuk
tindakan pencegahan dapat
dilakukan penyemprotan
insektisida Turex WP dengan
konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter
bergantian dengan insektisida
Direct 25ec dengan konsentrasi
0,4 cc/liter atau insentisida
Raydok 28ec dengan
konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter
sehari sebelum pindah tanam.
Ulat grayak pada tanaman cabe
biasa menyerang daun, buah
dan tanaman yang masih kecil.
Untuk tindakan pengendalian
dianjurkan menyemprot pada
sore atau malam hari dengan
insektisida biologi TurexWP
bergantian dengan insektisida
Raydok 28ec atau insektisida
Direct 25ec. Lalat buah gejala
awalnya adalah buah berlubang
kecil, kulit buah menguning dan
kalau dibelah biji cabe berwarna
coklat kehitaman dan pada
akhirnya buah rontok. Untuk
pencegahan dan pengendalian
dapat dilakukan dengan
membuat perangkap dengan
sexferomon atau dengan
penyemprotan insektisida
Winder 100EC dengan
konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per
liter bergantian dengan
insektisida Promectin 18ec
dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/
liter atau dengan insektisida
Cyrotex 75sp dengan
konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.
Hama Tungau atau mite
menyerang tanaman cabe
hingga daun berwarna
kemerahan, menggulung ke atas,
menebal akhirnya rontok. Untuk
penengendalian dan pencegahan
semprot dengan akarisida
Samite 135EC dengan
konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter
air bergantian dengan
insektisida Promectin 18ec
dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/
liter.
Tanaman yang terserang hama
thrips, bunga akan mengering
dan rontok. Sedangkan apabila
menyerang bagian daun pada
daun terdapat bercak keperakan
dan menggulung. Jika daun
terserang aphids, daun akan
menggulung kedalam, keriting,
menguning dan rontok. Untuk
pencegahan dan pengendalian
lakukan penyemprotan dengan
insektisida Winder 25 WP
dengan konsentrasi 100 – 200
gr / 500 liter air / ha atau
dengan Winder 100EC 125 – 200
ml / 500 liter air / Ha bergantian
dengan insektisida Promectin
18ec dengan konsentrasi
0,25-0,5 cc/liter.
Nematoda merupakan
organisme pengganggu
tanaman yang menyerang
daerah perakaran tanaman cabe.
Jika tanaman terserang maka
transportasi bahan makanan
terhambat dan pertumbuhan
tanaman terganggu. Selain itu
kerusakan akibat nematode
dapat memudahkan bakteri
masuk dan mengakibatkan layu
bakteri. Pencegahan yang
efektif adalah dengan menanam
varietas cabe yang tahan
terhadap nematode dan
melakukan penggiliran tanaman.
Dan apabila lahan yang ditanami
merupakan daerah endemi,
pemberian nematisida dapat
diberikan bersamaan dengan
pemupukan.
Penyakit yang sering
menyerang tanaman cabe
diantaranya adalah · Rebah
semai · Layu Fusarium · Layu
bakteri · Antraknose / patek ·
Busuk Phytophthora · Bercak
daun Cercospora · Penyakit Virus
Penyakit anthracnose buah.
Gejala awalnya adalah kulit buah
akan tampak mengkilap,
selanjutnya akan timbul bercak
hitam yang kemudian meluas
dan akhirnya membusuk. Untuk
pengendaliannya semprot
dengan fungisida Kocide 54
WDG dengan konsentrasi 1
sampai 2 g / l air bergantian
dengan fungisida Victory 80wp
dengan konsentrasi 1 – 2 g /
liter air.
Penyakit busuk Phytopthora
gejalanya adalah bagian
tanaman yang terserang
terdapat bercak coklat
kehitaman dan lama kelamaan
membusuk. Penyakit ini dapat
menyerang tanaman cabe pada
bagian daun, batang maupun
buah. Pengendaliannya adalah
dengan menyemprot fungisida
Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 –
3 kg / Ha bergantian dengan
fungisida Victory 80WP
konsentarsi 2 sampai 4 gram /
liter dicampur dengan fungisida
sistemik Starmyl 25 wp dengan
dosis 0,8 – 1 g / liter.
Rebah semai ( dumping off ) .
Penyakit ini biasanya
menyerang tanaman saat
dipersemaian. Jamur
penyebabnya adalah Phytium
sp. Untuk tindakan pencegahan
dapat dilakukan perlakuan benih
dengan Saromyl 35SD dan
menyemprot fungisida sistemik
Starmyl 25WP saat dipersemaian
dan saat pindah tanam dengan
konsentrasi 0,5 sampai 1 gram /
liter. Penyakit layu fusarium dan
layu bakteri pada tanaman cabe
biasanya mulai menyerang
tanaman saat fase generatif.
Untuk mencegahnya dianjurkan
penyiraman Kocide 77WP pada
lubang tanam dengan
konsentrasi 5 gram / liter / lima
tanaman, mulai saat tanaman
menjelang berbunga dengan
interval 10 sampai 14 hari.
Penyakit bercak daun cabe
disebabkan oleh cendawan
Cercospora capsici. Gejalanya
berupa bercak bercincin,
berwarna putih pada tengahnya
dan coklat kehitaman pada
tepinya. Pencegahannya dapat
dilakukan dengan menyemprot
fungisida Kocide 54WDG
konsentrasi 1,5 sampai 3 gram /
liter bergantian dengan
fungisida Victory 80WP
konsentrasi 2 sampai 4 gram /
liter dengan interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus. Saat ini
belum ada pestisida yang
mampu mengendalikan penyakit
mozaik virus ini. Dan sebagai
tindakan pencegahan dapat
dilakukan pengendalian
terhadap hewan pembawa virus
tersebut yaitu aphids. Untuk
pencegahan serangan hama
penyakit, gunakan benih cabe
hibrida yang tahan terhadap
serangan hama penyakit dan
yang telah diberi perlakuan
pestisida. Apabila terjadi
serangan atau untuk tujuan
pencegahan lakukan aplikasi
pestisida sesuai OPT yang
menyerang atau sesuai petunjuk
petugas penyuluh lapang.
PANEN CABE
Pada saat tanaman berumur 75
– 85 hst yang ditandai dengan
buahnya yang padat dan warna
merah menyala, buah cabe siap
dilakukan pemanenan pertama.
Umur panen cabe tergantung
varietas yang digunakan, lokasi
penanaman dan kombinasi
pemupukan yang digunakan
serta kesehatan tanaman.
Tanaman cabe dapat dipanen
setiap 2 – 5 hari sekali
tergantung dari luas penanaman
dan kondisi pasar. Pemanenan
dilakukan dengan cara memetik
buah beserta tangkainya yang
bertujuan agar cabe dapat
disimpan lebih lama. Buah cabe
yang rusak akibat hama atau
penyakit harus tetap di panen
agar tidak menjadi sumber
penyakit bagi tanaman cabe
sehat. Pisahkan buah cabe yang
rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu panen sebaiknya
dilakukan pada pagi hari karena
bobot buah dalam keadaan
optimal akibat penimbunan zat
pada malam hari dan belum
terjadi penguapan.
PASCA PANEN CABE
Hasil panen yang telah
dipisahkan antara cabe yang
sehat dan yang rusak,
selanjutnya dikumpulkan di
tempat yang sejuk atau teduh
sehingga cabe tetap segar .
Untuk mendapatkan harga yang
lebih baik, hasil panen
dikelompokkan berdasarkan
standar kualitas permintaan
pasar seperti untuk
supermarket, pasar lokal
maupun pasar eksport. Setelah
buah cabe dikelompokkan
berdasarkan kelasnya, maka
pengemasan perlu dilakukan
untuk melindungi buah cabe dari
kerusakan selama dalam
pengangkutan. Kemasan dapat
dibuat dari berbagai bahan
dengan memberikan ventilasi.
Cabe siap didistribusikan ke
konsumen yang membutuhkan
cabe segar.
Dengan penerapan teknologi
budidaya, penangganan pasca
panen yang benar dan tepat
serta penggunaan benih hibrida
yang tahan hama penyakit
dapat meningkatkan produksi
cabe yang saat ini banyak
dibutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan komentar,saran,pesan maupun kesan anda