Jumat, 19 November 2010

722 Kali Kegempaan, GunungAnak Krakatau MasihSemburkan Gas Beracun


722 Kali Kegempaan, Gunung
Anak Krakatau Masih
Semburkan Gas Beracun
Nurvita Indarini : detikNews
detikcom - Jakarta,
Kegempaan di sekitar Gunung
Anak Krakatau masih tercatat
ratusan kali. Gunung tersebut
juga masih melontarkan material
pijar. Warga sekitar diingatkan
untuk menjaga jarak aman
karena gunung tersebut
mengeluarkan gas beracun.
Petugas pemantau Gunung Anak
Krakatau di Cinangka, Serang,
Banten, Jumono menjelaskan
pada 2 November tercatat ada
722 kali kegempaan yang antara
lain terbagi dalam 6 kali gempa
vulkanik dalam, 117 gempa
vulkanik dangkal, 223 kali
letusan, 157 kali hembusan dan
219 kali tremor.
"Ketinggian gumpalan asap
100-1.700 meter. Warnanya
kelabu, kadang hitam
menggumpal," jelas Jumono.
Menurut dia, material pijar yang
terlontar dan tampak seperti
gulungan asap tebal pada siang
hari itu terdapat batuan, debu
dan pasir. Material pijar itu
memiliki panas 600-1.000
derajat Celcius.
Pengamat gunung lainnya,
Anton, menambahkan, gas
beracun juga turut dikeluarkan
gunung yang mulai muncul pada
1927 itu. Sebagaimana gunung-
gunung lainnya, Gunung Anak
Krakatau menyemburkan
berbagai macam gas seperti
karbondioksida,
karbonmonoksida, nitrogen, uap
air, hidroklorida dan sebagainya.
"Minimal membuat pingsan
orang kalau ada di sekitar itu.
Makanya hindari lontaran
batuan dan juga gas itu. Jaga
jarak, karena kalau tidak nanti
tidak bisa menghindar," kata
Anton.
Gas tersebut tidak berasa, tidak
berbau dan tidak berbentuk.
Karena itu tidak bisa dideteksi
tanpa alat. Namun bila
masyarakat mematuhi jarak
aman 2 km dari gunung
tersebut, maka akan tetap aman.
"Kalau malam semburan material
pijar akan kelihatan seperti
kembang api. Sebenarnya pada
siang juga menyala tapi tidak
terlihat karena tertimpa cahaya
matahari. Seperti kembang api
karena tipe gunungnya
strombolian," jelas dia.
Untuk melihat fenomena alam
itu, wasyarakat bisa
menyaksikannya dari Pasauran,
Banten. Warga bisa juga
mendekat hingga Pulau Sertung
dan Pulau Panjang yang berjarak
3 km dari gunung. Namun dari
tempat tersebut tidak bisa
langsung melihat ke lubang
letusan.
"Kalau dari Pulau Rakata yang
jaraknya sekitar 5 km malah bisa
melihat karena tegak lurus
dengan lubang kawah,"
terangnya.
Status waspada Gunung Anak
Krakatau telah disematkan sejak
31 Oktober 2009. Sejak 25
Oktober, jumlah letusannya di
atas 100 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan komentar,saran,pesan maupun kesan anda